Kita paham bahwa sejarah mencatat berbagai
perubahan di dunia di torehkan oleh pemuda. Seperti yang diungkapkan oleh tokoh
besar dari Rusia, Joseph Stalin, “Ide adalah senjata paling berbahaya seorang
manusia. Ditangan seorang pemuda, ide akan mengubah segala hal menjadi
mencengangkan, mengagumkan dan sekaligus membahayakan.” Ungkapan tersebut tentu
akan menjadi pedoman hidup kita khususnya pemuda. Apakah akan menjadi pemuda
inspiratif, kreatif dan inovatif? Up to you…
Tak
kalah pentingnya juga dengan ungkapan Sang Proklamator, Bung Karno. “Berikan
aku seribu orang tua, maka akan mampu mencabut gunung Semeru dari akarnya. Tapi
beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuubah dunia.” Luar biasa pemuda. Pesan Bung
Karno merupakan hal yang perlu direnungkan dalam pikiran yang sehat dan
direalisasikan dalam kehidupan berbangsa dan diaktualisasikan dalam kenyataan
sehari-hari sebagai bukti bahwa akulah pemuda. Hebat kan? Tentu dong!
Keberadaan
pemuda begitu penting bagi sebuah keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.
Semua harapan masa depan menjadi baik dan sesuai dengan cita-cita, tergantung
dari pemudanya. Timbul pertanyaan bagi kita. Kenapa harus pemuda? Bagaimana
dengan orang tua atau generasi tua? Tentu berbeda sekali. Pemuda biasanya memiliki
ide dan komitmen yang selalu ingin maju dan berprestasi. Pemuda pantang
menyerah ketika menghadapi ketidak nyamanan. Pemuda selalu optimis dalam
bertindak demi kemajuan bersama.
Sungguh
sangat perlu diapresiasi, ketika pemuda mampu menorehkan kanvas keberhasilan
dan kejayaan suatu daerah atau Negara baik di bidang ilmu pengetahuan, seni dan
budaya, olah raga, dan bidang-bidang yang lain yang bisa mengharumkan bangsa
dan Negara kita.
Sejatinya
pemuda mulai saat ini harus berubah dan jangan sampai terkungkung alam
kebiadaban waktu yang dilaluinya. Pemuda adalah harga mahal yang harus dibayar
dengan pengorbanan, jerih payah dan komitmen yang tinggi untuk mencapai
kesuksesan. Prestasi dan keberhasilan dari pemuda bukanlah milik pribadi,
tetapi akan dirasakan oleh kita semua.
Ibnu
Khaldun, penelitu dan sejarawan muslim klasik pernah mencatat, ada empat hal
yang akan terjadi dalam 100 tahun perjalanan suatu bangsa akan lahir
pemuda-pemuda. Pertama, generasi pendobrak. Pemuda dalam hal ini berani melakukan
perubahan-perubahan secara mendasar. Kedua, generasi pembangun. Pemuda bekerja
secara bersistem, memiliki rencana dari target yang terukur. Ketiga, generasi
penikmat. Pemuda ini tidak pecan terhadap kepentingan bangsa dan Negara. Mereka
lebih banyak menikmati dari pada bekerja keras untuk membangun. Keempat,
generasi masa bodoh. Pemuda ini tidak memiliki hubungan emosional dengan
masyarakat dan Negara. Mereka dapat melakukan apa saja demi kepentingan sendiri
tanpa memperdulikan nasib orang lain, yang penting enjoy. Tau kata bahasa
sekarang, ello-ello, gue-gue…
Tentu
dalam kehidupan saat ini, kita membutuhkan generasi yang mampu bergerak aktif,
dinamis, kreatif dan inovatif demi kemajuan pembangunan di segala bidang. Jauhi
hal-hal yang kurang bermanfaat dan meresahkan serta merugikan orang banyak.
Jangan tiru pola hidup yang tidak sesuai dengan lingkungan dan budaya kita.
Setiap
hari media elektronik dan media massa menayangkan hal-hal yang berkaitan dengan
sikap, perilaku dan tindakan pemuda yang selalu meresahkan dan merugikan warga.
Seperti tawuran antar teman, minum-minuman keras, nyabu, narkoba, geng motor,
jambret, perampok, pergaulan bebas dan lain sebagainya.sehingga tamatlah
riwayat hidupnya. Naudzubillah Tsumma Naudzubillah…
Hai
pemuda, Ingin hebat? Ingin dicatat oleh sejarah yang akan terus dikenang
sepanjang zaman? Monggo, pilih sendiri empat hal yang dicatat oleh Ibnu
Khaldun. Penulis yakin, apanila pemuda memilih yang terbaik, akan menjadi tiket
keabadian hidup sekarang dan akan datang. Waspadalah! Waspadalah…!!!
Penulis adalah pemerhati pemuda Kreatif
Giligenting
Hanafi Hasan,S.Pd.I
Guru Bid. Study Geografi
assalammualaikum ki hanafi..asal sya dari karawang (jabar) nama sya khoirudin,nama khoirudin adalah nama yg diberikan oleh moch ramli hasan(ki ramli) waktu saya di giligenting skitar thn 1993.
BalasHapussya biasa di sapa "n'ding" mudah2an ki hanafi msh ingat sya karna saya sampai skarang tidak bsa melupakan giligenting khusus nya ki ramli.
trima kasih ki ramli "kaule kerong ka ampean"